Tobat yuk Bro, kali aja besok kiamat
https://tadabburdaily.blogspot.com/2015/06/tobat-yuk-bro-kali-aja-besok-kiamat.html
Ketika kita sedang
membaca tulisan ini, apakah dosa terakhir yang telah kita buat sebelumnya?
Dalam waktu sesaat, satu menit, sejam, sehari, seminggu, sebulan dan seterusnya
sebelum ini, apakah kita telah melaluinya tanpa dosa pun yang terpalit di hati?
Hakikatnya, kita semua pasti telah melakukan dosa, dari sekecil-kecilnya sampai
sebesar-besarnya. Ya, setiap bani Adam itu pasti melakukan dosa, sebaik-baik
orang berdosa adalah mereka yang bertobat. Pertanyaannya, apakah kita tergolong
di kalangan sebaik-baik orang yang berdosa?
Sehebat mana maksiat
yang kita lakukan, kita pasti membencinya tatkala kita kembali merenung dan
bermuhasabah sendirian. Sepuas mana hati itu merasa dengan dosa yang kita
lakukan, pasti ada tersudut perasaan benci, dan menyesal yang teramat sangat
atas apa yang telah kita lakukan. Itulah fitrah yang telah Allah ciptakan dalam
diri kita. Bukannya kita tidak merasa menyesal, tapi kita selalu menolak rasa
penyesalan dan masih terus memenangkan kemaksiatan. Kita ingin bertobat dengan
sebenarnya, namun perasaan ingin bertobat itu tersisih di pinggiran hati.
Pun begitu, Allah
memahami kita lebih dari kita mengerti diri sendiri. Allah itu terlalu besar
pengampunannya buat hamba-hamba-Nya. Namun, kita selalu congkak dan merasa
bahwa dosa kita itu lebih besar dari rahmat Allah dan tak mungkin terampuni.
Sombong, tidak mau kembali kepada Allah. Lalu kita berputus asa dari menagih
ampunan dan Rahmat Allah karena dibohongi perasaan sendiri, dipalingkan oleh
setan, dikuasai oleh ego yang tidak selayaknya untuk kita. Kita mengeluh
sendirian, "ah, aku terlalu berdosa, tak mungkin aku dapat kembali ke
jalan yang lurus", seolah-olah kita itu lemah dan patut dikasihani, namun
sebenarnya kita itu sombong dan angkuh terhadap Allah! Sadarkah kita?
Lalu kita terus
mengikuti dosa dengan dosa, sedangkan Rasulullah berpesan:
"Bertakwalah
kepada Allah di mana saja kamu berada, dan Iringilah kesalahanmu dengan kebaikan,
niscaya kebaikan itu akan menghapus kesalahan tersebut dan pergaulilah manusia
dengan akhlak yang baik." (HR Tirmidzi)
Jelas bahwa seorang
hamba itu tidak dapat lari dari tergelincir ke lembah maksiat dan dosa, namun
dia juga selalu disambut baik oleh Allah untuk memohon ampunan dan kembali
taat. Maka tatkala kita merasakan bahwa kitalah yang paling berdosa dan terlalu
besar maksiat yang kita lakukan, kita juga harus sadar bahwa tatkala itu,
kitalah yang paling wajib untuk kembali ke pangkuan Ilahi, bertaubat sepenuh
hati. Ya, taubat itu bagi seorang mukmin bukan satu pilihan, tapi satu
kewajiban karena dosa itu sesuatu yang tidak dapat dihindari, besar maupun
kecil.
Itu satu sudut
pandang buat mereka yang berdosa, agar kita tidak terjerumus ke dalam tipu daya
setan yang menghalangi kita dari menagih ampunan Allah biar sebesar mana dosa
kita. Jangan biarkan taubat itu tersisih di pinggiran hati, lantas hilang
sebelum sempat ia memasuki hati.
Namun, dalam satu
sudut yang lain, tidak harus kita berangan-angan akan Rahmat Allah lantas
nyaman dengan berbuat dosa. Kita membujuk hati dengan mengatakan, "Allah
itu kan Maha Pengampun, jadi tak ada masalah berbuat dosa berulang kali."
Anggapan yang seperti ini akan menjerumuskan kita lebih jauh ke dalam lembah
kemaksiatan sehingga semakin sulit untuk kita kembali.
Maka, jangan tunggu
dosa itu bertampuk dan semakin menggelapkan hati. Tatkala kita terdetik untuk
bertaubat, teruskanlah taubat itu dan jangan lengah-lengahkan atau tangguhkan.
Setiap kali kita tergelincir, bertobatlah. Allah tak mengira berapa kali kita
sudah melakukan dosa tersebut, tetapi Allah pasti menerima tobat setiap
hamba-Nya yang ikhlas dan lahir dari sudut hati yang sadar akan kekuasaan
Allah.
Jangan biarkan taubat
itu tersisih di pinggiran hati, masukkan ia ke dalam hati dan laluilah jalan
yang diridhai Allah. Mudah-mudahan Allah tidak menyisihkan kita di hari
perhitungan di pinggiran neraka, bahkan di jurang api neraka. Na'udzubillah!
"Dan Allah
hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginannya
mengharuskan kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). Allah hendak
memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat)
lemah." (An Nisaa ': Ayat 27-28)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus